Menjadi seorang suami sekaligus ayah itu gampang-gampang susah. Apalagi jika masih muda seperti saya, yang belum banyak pengalaman. Mau digampangin, ternyata ada tanggung jawab besar yang harus dipikul. Dibuat susah, nanti malah susah beneran. Ya dinikmati saja.
Pokoknya harus rajin-rajin belajar, nambah pengetahuan tentang parenting dan jangan segan nanya sama yang lebih senior. Yang tak kalah penting juga adalah kemauan kita untuk selalu memperbaiki diri agar bisa menjadi seorang ayah yang baik panutan anak-anak.
Sebab anak adalah cerminan orang tua. Kalau anak suka bersikap kasar, teriak-teriak dan susah dikendalikan; berarti ia meniru orang tuanya. Anak malas ibadah, tandanya orang tua begitu juga. Anak kan refleksi orang tua. Orang lain bisa tahu lho siapa sesungguhnya diri kita dari tingkah laku anak-anak. Makanya orang tua harus baik dulu, biar anaknya juga ikut baik. Jangan terlalu nuntut supaya anak begini begitu, tapi orang tuanya malah….ya gitu deh.
Salah satu cara menanamkan nilai-nilai kebaikan pada anak adalah ketika berinteraksi dengan mereka. Selain bermain, bercanda, belajar dll dengan semua anak, saya juga mengalokasikan waktu khusus untuk berdua saja dengan mereka. Istilahnya nge-date sama anak. Hari ini sama si kakak. Besoknya giliran si adek. Berikutnya sama anak mertua. Gak tentu sih, tapi sering. Mereka akan merasa spesial jika kita ajak berduaan saja. Bonding kita dengan anak pun akan semakin kuat.
Kadang saya ajak si kakak nglembur di kantor, ke bengkel, menemani joging, sepedaan atau sekedar nongkrong di pantai sambil menikmati jagung bakar dan saraba. Kami ngobrol, lalu si kakak cerita temannya yang suka godain dia, tentang gurunya yang galak dan apa saja.
Si adek sukanya dibawa jalan-jalan ke tempat yang ramai. Ke taman kota, belanja di mall atau ke toko buku. Pernah juga ditraktir si adek pakai uang tabungannya. Kalau saya milih baju, dia yang sering ngasih advice. Bilangnya gak cocok lah, kegedean lah atau warnanya norak.
Saya selalu menikmati kebersamaan dengan mereka, moment yang begitu berharga. Anak-anak dekat dengan orang tua kan paling sampai tamat SD saja. SMP-SMA masa puber mereka, khawatirnya mereka lebih dekat dengan temannya. Lulus SMA mereka akan kuliah, kemungkinan akan merantau. Dan akhirnya terpisah.
Sayang jika kesempatan ini dilewatkan begitu saja. Mumpung anak-anak masih kecil, masih polos dan mudah diarahkan; mari luangkan waktu untuk mereka. Taburi mereka dengan limpahan kasih sayang. Terlalu sibuk bekerja, tak ada waktu untuk anak; kelak akan menjadi penyesalan terbesar kita.
wah, cocok ini buat para pahmud (papah muda). hwehehe
hidup ini tau2, tau udah gede, tau2 punya anak, tau2 anak kita udah gede..
anaknya cowo apa cewe mas ?
Anakku cewek semua, cantik. Besanan yuk #eh
anakku juga cewe mas, 2 tahun hehehe… masih lucu2nya
Haha ra sido nek ngono
😀
umurnya brpa itu pak? klo pahmud berarti anknya mash lucu2nya ya mas
Anak saya sd, lucu dan menggemaskan juga. Berarti saya pahmud senior lah.
iya kak hahah
Well, bisa menghabiskan waktu berdua dg Bapak itu salah satu hal yang dirindu juga akhirnya
ketahuan nih, kangen bapak ya. Semoga bapak& Ibu sehat selalu..
kadang saya juga pengen ajak anak saya ngobrol, curhat dan bertukar pikiran..tapi belum bisa, umurnya masih 8 bulan.. 😀
haha, kasih makan yang banyak mas, biar cepet gede
Ada yang mririp dengan cerita saya Mas? Mengajak anak ikut lembur di kantor. Hehe…cuma anak saya yang cewek sukanya ke sawah. Karena anak desa kali ya?
Thanks udah berbgai pengalaman Mas Brod?
Salam…
saya ajak anak ke kantor, biar lemburnya gak lama. bisa buat alasan ke bos, si kecil sudah rewel atau ngantuk 🙂