Pernah denger duit setan dimakan iblis gak? Istilah itu punya makna bahwa uang yang didapat dengan cara yang gak bener, bakalan raib begitu saja. Kalau kata orang Jawa, gak cementhel. Gak ketahuan juntrungannya.
Bukan hanya itu, harta ndak halal yang diperoleh dengan mengambil hak orang lain, nilep, nipu ataupun korupsi justru membawa petaka, bikin penyakit. Keluarga jadi berantakan, suami selingkuh, anak-anak sekolahnya ndak beres, terjerat narkoba dll. Macem-macem deh. Sebagian orang jadi percaya kalau karma emang dibayar kontan. Di dunia aja dihinakan, apalagi di kehidupan nanti. Bakalan merugi orang-orang yang ndak jujur.
Makanya mending gak usah neko-neko deh. Kerja yang bener dan perbanyak syukur. Sungguh, Tuhan memberi rizki berdasarkan kepantasan, bukan berdasarkan pekerjaan kita. Seharusnya kita percaya dan menyakini keterlibatan Tuhan dan pertolongan-Nya dalam urusan menjemput rizki .
Sebesar apapun penghasilan, kalau mentalnya miskin ya gak akan pernah merasa cukup. Cukup itu bukan karena banyaknya, tapi karena berkahnya. Yang membuat pusing manusia sebenarnya bukanlah pemberian rizki dari Tuhan, tapi banyaknya kebutuhan hidupnya sendiri. Kebutuhan hidup yang dibuat-buat, life style. Ini yang paling membebani.
Dan yang paling bikin sebel, kalau kita sudah kerja lurus, dibela-belain lembur sampai malem, trus hancur gara-gara ada teman satu departemen yang korupsi. Nyesek rasanya. Dianggapnya kita ini juga koruptor. Ayo lawan korupsi. Sebab sebenar-benarnya orang beragama adalah mereka yang tidak korupsi.
Selamat Hari Anti Korupsi Internasional 2016. Semoga kita diberi kekuatan untuk menjauhi perilaku korupsi. Dan semoga Allah memberi kita hati yang tenang, dada yang lapang, pikiran terang dan rizki yang gampang.