Merasakan Nikmatnya BEKAM

Dari dulu sampai sekarang saya masih agak takut gimana gitu kalau lihat darah. Makanya ketika pertama kali mau dibekam istri, saya tak langsung mengiyakan. Waktu itu istri saya lagi semangat-semangatnya membekam. Maklum, ia baru saja selesai ikut pelatihan membekam. Dan rupanya saya hendak dijadikan kelinci percobaan.

Saya dirayuin “Gak kok sakit kok mas, nanti badan jadi enteng, seger” ujarnya. Saya tetep gak mau. Dalam benak saya, dibekam itu menyakitkan. Kulit saya bakalan disayat pakai pisau, trus darah disedot. Pokoknya sudah ngeri duluan lah.

“Ayolah mas, satu titik saja, please” pintanya sekali lagi. Tatapan matanya penuh harap. Dan ini yang membuat saya bertekuk lutut tak bisa menolak. Pantang bagi seorang suami mengecewakan  istrinya.

“Beneran gak sakit kan” saya memastikan sekali lagi.

“Gak, jarumnya kecil kok, kayak diigit semut” kata istri saya sambil menunjukkan jarum dan beberapa peralatan bekam lainnya. Akhirnya untuk pertama kali dalam sejarah kehidupan, saya dibekam.

Dugaan saya bahwa bekam itu sakit dan mengerikan ternyata salah besar. Sebelum dibekam, punggung saya diolesi minyak herbal dan dipijit terlebih dahulu. Pijitannya enak dan lembut, bikin melayang-layang. Kata istri saya, bukan hanya punggung saja yang bisa dibekam; kepala, bahu, dada, tangan dan kaki juga boleh.

Setelah dipijit, tubuh saya makin berkeringat. Bukan karna hawa panas atau pengaruh minyak herbal. Saya grogi, takut kenapa napa. Pengen rasanya dicancel aja deh bekam ini.

Akhirnya punggung saya dibekam dengan alat yang mirip gelas. Setelah kurang lebih 2 menit, gelas itu dilepas. Selanjutnya kulit punggung saya yang memerah dan sedikit mengembang, ditusuk dengan jarum sebanyak 11 kali dan dihisap kembali dengan gelas bekam. Gak harus sebelas kali nusuk jarumnya, bisa kurang bisa lebih, tergantung kitanya aja. Pernah juga di satu titik bekam ditusuk jarum 21 kali.

alat bekam kecil

peralatan bekamnya made in korea

Dari kulit yang ditusuk-tusuk jarum itulah, darah keluar. Warna darah yang keluar bisa macam-macam. Kadang ada yang merah tua, merah kebiruan atau merah keunguan. Kirain darah yang dikeluarkan saat bekam tuh seperti donor darah, seliter gitu. Ternyata tidak, cuma sedikit kok.

bekam bro danang2

penampakan

Dan benar apa yang dikatakan istri, setelah dibekam badan jadi enak. Kalau saya kecapekan, sedikit pusing, flu, pegel-pegel dan masuk angin, cukup dibekam saja. Gak perlu ke dokter, toh cuma sakit ringan. Males juga sih ke dokter. Dokternya cemberut, gak ada senyumnya, gak asik diajakin konsultasi, mriksa juga cepet-cepet. Mungkin karna pasien BPJS, akhirnya diperlakukan begitu ya.

Kalau kondisi fisik lagi drop, memang paling enak ditangani istri. Dipijitin, dibekam, dibikinin sup hangat dan dimanjain. Ini yang membuat lebih cepat sembuh. Sekarang saya sudah gak takut dibekam. Malah kalau minta bekam, gantian saya yang harus ngrayuin istri. Misalkan istri lagi repot, saya cuma dibekam kering. Dibekam tapi darahnya gak dikeluarkan. Semacam kerokan. Kalau darahnya dikeluarkan, namanya bekam basah.

Katanya sih bekam bisa untuk menjaga stamina dan mengobati berbagai macam penyakit. Layak lah untuk dicoba. Sampeyan berani dibekam gak?

7 pemikiran pada “Merasakan Nikmatnya BEKAM

  1. Ping balik: Pengalaman Bekam untuk Kali Pertama – djangki | Avant Garde

  2. Berani,dibekam..cma pas proses kedua yg menghisap darahnya,digelas kedua mau disedot sayanya malah pingsan…rasanya pengen betul bekam lagi,krna laki”mengeluarkan darah kotor cuma lewat bekam,dan bekam pun pengobatan tradisional rosullullah

Tinggalkan Balasan ke winnymarlina Batalkan balasan