Resolusi, Sekarang Atau Tidak !

o-NEW-YEAR-RESOLUTIONS-facebook

Gambar dari Google

Waktu terasa cepat saat kita bahagia. Bener gak sih? Tak terasa si kecil sudah masuk SD, tiba-tiba sudah weekend lagi, tahu-tahu sekarang sudah Desember. Tahun baru sudah di depan mata. Sudah siap-siap liburan dan pesta kembang api merayakan pergantian tahun.

Malam tahun baru adalah saat yang tepat untuk mengevaluasi perjalanan hidup selama setahun serta membuat resolusi tahun depan. Seringnya sih bikin resolusi banyak banget, hanya di bibir saja, gak pernah ditulis. Dibuat dengan gagah perkasa tanpa komitmen, dan kemudian dilanggar tanpa rasa bersalah. *ini sih gue banget

Tapi tak apalah. Berani membuat resolusi saja itu sudah bagus. Artinya berani  bermimpi, berani melakukan sesuatu yang baru.  Setidaknya hidup menjadi lebih greget, karna ada target yang hendak dicapai. Melakukan sesuatu yang baru adalah salah satu bentuk kesuksesan. Mengubah kebiasaan buruk juga sebuah kesuksesan.

Tak punya resolusi pun keren juga. Artinya pasrah dengan nasib. Mengalir begitu saja, jadi gak kecewa saat menerima kegagalan. Manusia boleh berencana, Tuhan yang menentukan. Toh hidup tak harus sempurna, tak mesti sesuai rencana. Kalau semuanya selalu perfect ; gak ada masalah, gak kena macet, gak pernah kecewa, gak ada konflik.., apakah hidup jadi lebih menyenangkan?

Lalu, bagaimana sebaiknya membuat resolusi agar tidak gagal total? Menurut para pakar, sebaiknya resolusi ditulis. Tulisan tangan akan lebih memberi kekuatan. Tulis apa yang ingin diraih dan bagaimana cara mencapainya. Akan lebih baik lagi jika diberi tanggal atau perkiraan waktu, biar tidak mengambang. Sertakan pula niat dan kesungguhan yang besar.  Ini yang tak kalah penting.

Pertama kali saya punya resolusi, tak ubahnya seperti daftar belanja. Pengen punya sepeda lipat, pengen punya smartphone, pengen beli ini beli itu. Ada juga yang lain sih seperti pengen jalan-jalan, pengen rajin ke masjid, pengen punya hobi baru, pengen giat olahraga, pengen sixpack, pengen menguruskan badan serta menggendutkan rekening.

Kenapa rajin olahraga saya masukkan dalam resolusi? Karena sebuah studi menemukan fakta menarik, orang yang rutin olahraga terbukti mampu mengendalikan diri dalam pengeluaran uang. Terjauh dari sifat konsumtif dan boros. Rajin olahraga juga membuat seseorang tidak mudah stress, lebih tangguh menghadapi kerasnya kehidupan dan lebih disiplin dan lebih termotivasi.

Semua keinginan dan rencana saya tulis di sebuah buku. Saya menyebutnya “Dream Book“. Ada yang tercapai, tapi lebih banyak yang enggak. Mungkin karna resolusinya buat tahun depan, jadinya ditunda-tunda. Setahun kan panjang. Padahal kalau mau olah raga, mau fitnes, mau rajin ke masjid, kenapa mesti nunggu tahun depan. Mendingan langsung saat itu juga dilakukan. Langsung berubah, gak pake lama.

Kini selain membuat resolusi, saya juga berusaha menyusun kelebihan dan  kekurangan diri. Mencari sepuluh kekurangan untuk diperbaiki dan sepuluh kelebihan untuk dieksplorasi. Ternyata tak mudah mencari kekurangan diri, karena kita selalu berusaha menutupinya. Manusia kan emang gitu. Kalau nyari kekurangan orang lain mah gampang. Jangankan sepuluh, limapuluh pun saya bisa. *tabok pake sandal

Misalnya selama ini saya gak rapi, berantakan banget. Maka resolusi tahun depan gak boleh berantakan, harus rapi dan rajin. Etapi kenapa mesti nunggu tahun depan, kenapa gak sekarang? Kalau gak mau berubah sekarang, berarti niatnya ndak besar.

Resolusi tahun baru itu cuma memanfaatkan momen saja. Kalau mau mengubah sesuatu bisa kapan saja. Lakukan sekarang atau tidak sama sekali. Ketika kita menunda besok, maka yang akan terjadi adalah, kita menunda selamanya.

If everyday is a new day, why wait for a new year?

Komentar kamu